Beranda | Artikel
Sunnah-Sunnah Ketika Mendengarkan Adzan
Rabu, 9 Maret 2022

Bersama Pemateri :
Ustadz Musyaffa Ad-Dariny

Sunnah-Sunnah Ketika Mendengarkan Adzan ini merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Kitab Shahihu Fiqhis Sunnah wa Adillatuhu yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Musyaffa Ad-Dariny, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin, 4 Sya’ban 1443 H / 07 Maret 2022 M.

Download kajian sebelumnya: Sunnah-Sunnah Ketika Seseorang Mengumandangkan Adzan

Kajian Sunnah-Sunnah Ketika Mendengarkan Adzan

Pada kajian kali ini kita akan membahas tentang sunnah-sunnah yang dianjurkan dilakukan oleh orang yang mendengarkan adzan. Disana ada banyak sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan oleh orang yang mendengar adzan.

1. Mengikuti apa yang dibaca muadzin dengan suara yang lirih

Ada hadits yang menjelaskan sunnah ini beserta keutamaannya. Diriwayatkan dari ‘Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda:

إِذَا قَالَ الْمُؤَذِّنُ: اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، فَقَالَ أَحَدُكُمْ: اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، ثُمَّ قَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، قَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، ثُمَّ قَالَ: أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ قَالَ: أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، ثُمَّ قَالَ: حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، قَالَ: لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ، ثُمَّ قَالَ: حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ، قَالَ: لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ، ثُمَّ قَالَ: اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، قَالَ: اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، ثُمَّ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مِنْ قَلْبِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Apabila seorang muadzin mengatakan Allahu akbar.. Allahu akbar dan salah seorang dari kalian menjawab Allahu akbar.. Allahu akbar.

Kemudian muadzin mengatakan, Asyhadu allaa ilaaha illallaah maka salah seorang dari kalian menjawab Asyhadu alnlaa ilaaha illallaah.

Kemudian seorang muadzin mengatakan, Asyhadu anna muhammadarrasulullah maka salah seorang dari kalian menjawab Asyhadu anna muhammadarrasulullah.

Kemudian seorang muadzin mengatakan, Hayya ‘alash shalah maka salah seorang dari kalian menjawab Laa haula wala quwwata illa billah.

Kemudian seorang muadzin mengatakan, Hayya ‘alal falah maka salah seorang dari kalian menjawab Laa haula wala quwwata illa billah.

Kemudian apabila seorang muadzin mengatakan Allahu akbar.. Allahu akbar maka salah seorang dari kalian menjawab Allahu akbar.. Allahu akbar.

Kemudian apabila seorang muadzin mengatakan Laa ilaaha illallah maka salah seorang dari kalian mengucapkan Laa ilaaha illallah.

Siapa yang menjawab ucapan muadzin dari hatinya, maka akan masuk surga. (HR. Muslim, Abu Dawud dan yang lainnya)

Ini keutamaan yang sangat mulia, siapa yang tidak ingin dengan surga Allah Subhanahu wa Ta’ala? Kita semuanya pasti menginginkannya. Maka amalkan sunnah ini, jawablah adzan dengan sebaik-baiknya. Agar Allah Subhanahu wa Ta’ala benar-benar mewujudkan pahala masuk surga untuk kita.

2. Membaca shalawat dan meminta wasilah untuk Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Menit ke-13:51 Yang dimaksud dengan wasilah disini adalah tempat yang sangat mulia di surga Allah yang hanya pantas ditempati oleh satu orang saja. Dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berharap menjadi orang yang pantas dengan al-wasilah ini. Makanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menganjurkan kepada umatnya agar mereka semuanya memintakan untuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bisa menjadi orang yang pantas dengan al-wasilah di surga.

Dan barangsiapa bershalawat dan memintakan wasilah untuk Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka dia berhak dengan syafaat beliau. Ini termasuk di antara usaha mendapatkan syafa’atnya beliau yang sesuai dengan sunnah.

Siapa yang tidak ingin mendapatkan syafa’atnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam? Kita semuanya pasti menginginkan. Jangan minta syafa’at kepada Rasulullah, tapi lakukanlah amalan yang sesuai dengan sunnah, itulah yang bisa menjadikan kita mendapatkan syafa’atnya beliau.

Kalau kita meminta syafa’at langsung kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka kita terjatuh ke dalam kesyirikan. Karena itu adalah bentuk tindakan meminta sesuatu kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Padahal syafaat tersebut tidak mungkin dimiliki oleh seseorang kecuali setelah izin dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena sebenarnya semua syafa’at itu kepunyaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kata Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

قُل لِّلَّهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيعًا…

Katakanlah (wahai Muhammad): ‘Hanya milik Allah semua syafa’at…’” (QS. Az-Zumar[39]: 44)

Makanya kita tidak boleh meminta syafa’at kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Diriwayatkan dari sahabat Abdullah bin Amr Radhiyallahu ‘Anhuma, bahwa beliau pernah mendengar Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

إذا سمعتم المؤذنَ فقولوا مثلَ ما يقولُ ثم صلُّوا عليَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا ثم سَلُوا اللهَ ليَ الوسيلةَ فإنَّها منزلةٌ في الجنةِ لا تنبغي إلا لعبدٍ من عبادِ اللهِ وأرجو أن أكونَ أنا هو فمن سأل اللهَ ليَ الوسيلةَ حلَّتْ عليْهِ الشفاعةُ

“Aapabila kalian mendengar seorang muadzin mengumandangkan adzan, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh muadzin tersebut, kemudian bershalawatlah kalian kepadaku. Karena sesungguhnya orang yang bershalawat kepadaku sekali saja, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan bershalawat kepadanya 10 kali lipatnya.

Kemudian mintalah kalian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk aku alwasilah. Karena sesungguhnya alwasilah adalah tempat di surga yang tidak pantas kecuali hanya untuk satu orang dari hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan aku berharap akulah yang akan mendapatkan alwasilah itu.

Maka barangsiapa yang meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala alwasilah untukku, maka dia akan mendapatkan syafa’at.” (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan yang lainnya)

Ini sunnah yang masih jarang dilakukan oleh orang-orang awam. Ketika selesai mendengar adzan yang dibaca pertama kali adalah shalawat. Dan shalawat yang paling utama adalah shalawat Ibrahimiyah. Lihat menit ke-20:18

Semua bentuk shalawat sebenarnya tidak ada masalah, asalkan isinya tidak bertentangan dengan syariah. Tapi sayangnya banyak shalawat-shalawat yang dibuat orang-orang belakangan yang bertentangan dengan dalil-dalil syariat.

Misalnya shalawat yang mengandung tawassul dengan dzat Nabi, dengan kedudukan/kemuliaan Nabi. Sedangkan tawassul dengan dzat seorang makhluk, tawassul dengan kedudukan/kemuliaan seorang makhluk tidak pernah dituntunkan oleh Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Kalau yang seperti itu disisipkan ke shalawat, maka shalawatnya menjadi mengandung sesuatu yang tidak dituntunkan bahkan bertentangan dengan syariat Islam. Maka shalawatnya menjadi shalawat yang tidak boleh kita baca.

Bukan kita melarang shalawatnya. Masalahnya adalah ada beberapa shalawat yang mengandung sisi-sisi yang tidak sesuai dengan syariat bahkan bertentangan dengan syariat. Maka yang seperti itu harus dijauhi.

Kalau kita benar-benar mencintai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka cintailah shalawat yang diajarkan oleh beliau. Kita harusnya menomorsatukan shalawat yang beliau ajarkan.

Bagaimana menjawab ucapan ini? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian Sunnah-Sunnah Ketika Seseorang Mengumandangkan Adzan


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/51499-sunnah-sunnah-ketika-mendengarkan-adzan/